POETRY
masihkah gelombang di hatimu
setelah kau menggetarkan hatiku
lima tahun disini
angin laut cina selatan masih terasa membaui
sekujur tubuh
menggarami setiap tulang-tulang juga persendian
kesendirian masih tersisa
menyelimuti bagai embun menjelang fajar
ada jurang yang sering kunikmati antara kita
membuat nelangsa
membekukan setiap kata-kata
tiada bunga tiada tersurat
lalu menjadi tanda
dan keraguan adalah milikku
pernah kutanyakan,"Dimanakah letak Timur dan Barat?"
di atas bumi yang bulat
sebulat-bulatnya keyakinan untuk tetap hidup
"Dalam sembilan hatiku," jawabmu
di dalam hati bumi yang luas
seluas-luasnya keraguan untuk tetap mencintai
kunikmati sisa situs makna yang buram
lalu menyimpannya
dalam mimpi
sebab hanya itu yang aku punya
Bandung, 16 Juli 2001
01.00 setelah deathline
setelah kau menggetarkan hatiku
lima tahun disini
angin laut cina selatan masih terasa membaui
sekujur tubuh
menggarami setiap tulang-tulang juga persendian
kesendirian masih tersisa
menyelimuti bagai embun menjelang fajar
ada jurang yang sering kunikmati antara kita
membuat nelangsa
membekukan setiap kata-kata
tiada bunga tiada tersurat
lalu menjadi tanda
dan keraguan adalah milikku
pernah kutanyakan,"Dimanakah letak Timur dan Barat?"
di atas bumi yang bulat
sebulat-bulatnya keyakinan untuk tetap hidup
"Dalam sembilan hatiku," jawabmu
di dalam hati bumi yang luas
seluas-luasnya keraguan untuk tetap mencintai
kunikmati sisa situs makna yang buram
lalu menyimpannya
dalam mimpi
sebab hanya itu yang aku punya
Bandung, 16 Juli 2001
01.00 setelah deathline
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home