Thursday, August 05, 2004

I'm Limited Edition Mechanize #2

I'm Limited Edition Mechanize #2 [0 Km]

Tiga puluh satu Juli 2004, langit di atas tanah Pasundan full moon, masih bersama embun dan dinginnya malam.
"Sial, aku nggak bisa tidur!"

Mengenang masa lalu untuk saat-saat seperti ini sangat penting karena besok belum tentu aku bisa menikmatinya lagi. flashback seperti slide projector, klik klak, berganti gambar, berganti cerita berganti nuansa semuanya berganti.

Perlahan awalnya dan akhirnya tiba-tiba....pada satu hentian, menyingkap beberapa rahasia yang dimulai dengan pertanyaan, apakah kondisiku detik ini merupakan konsekuensi dari detik sebelumnya? Jika ya, masa sih? dan kalau pun bukan, kenapa?

1 Agustus nanti, sebentar lagi, hanya beberapa jam lagi, dan mataku masih saja belum terpejam. Seperti perasaan yang selalu dihantam godam. Kesakitan ini tak ingin kupelihara tapi entah mengapa tumbuh subur begitu saja seperti rumput yang tak dinginkan di tengah padi yang baru ditanam. Selalu seperti ini.

Kali ini tidak saja persoalan diri tapi saat kutelusuri, kenyataannya adalah hal yang di luar diriku ternyata selalu berkaitan satu sama lain, seperti jaring laba-laba. Entah darimana awalnya setiap sambungan itu. Tiba-tiba saja aku merasakan semuanya.

Mengejar cita-cita adalah keharusan, menjadi tujuan untuk hidup dan demi mempertahankan hidup. Tapi cita-cita memang tidak segampang yang tertulis dalam cerita, lebih sulit dari yang pernah kukira sebelumnya. klik balik lagi ke belakang, sial!

Gambar ini tak pernah hilang, gambar-gambar kesunyian. klik!

Pagi ini, telah kubulatkan semangat, menuntaskan perasaan sunyi dan ketakutan yang berlebihan atas masalah sosial, kultur yang berdekatan dengan diri ini. dan Kota namanya bersama kemacetannya, polusi, penebangan hutan kota, orang-orang yang tahunya cari selamat, dan seterusnya. Banyak hal!

Berjalan mundur di tengah jalan raya, tanpa melihat ke belakang, tanpa menggunakan spion seperti orang-orang, hanya mengandalkan intuisi yang ngaco aku berharap selamat di tujuan.

Langit di puncak Tangkuban Perahu gelap....dan sekitarnya sangat gelap inilah gelap yang paling gelap. di atasnya cahaya bulan yang malu tak kuat menembus kegelapan, masih berusaha menyapa ramah.

"aku berdoa, tapi tak pernah satu orang pun tau doaku."

satu-satu mulai kujalani, merayap tak berdaya di tengah desingan kendaraan yang melaju mengangkangi jalan raya. aku hanya minta ampun untuk ruang yang kuminta sedikit dari sekian detik waktu saat mereka melintasnya. hanya sekian detik untuk sekian centimeter saja! dan itu pun ada yang tak terima.

"aku nggak boleh marah...aku nggak boleh marah...."

Sedan, truk, sepeda motor, aspal yang panas semuanya menjadi akrab perlahan-lahan. Kesunyian dan ketakutan semakin menjadi-jadi. sial!

Tangkuban Perahu - Jalan Raya Lembang - Jalan Setia Budhi - Jalan Cihampelas - Jalan Padjajaran - Jalan Wastukancana - Jalan Braga - Jalas Asia Afrika - Titik 0 Km Bandung, 18.49 menit 25 detik (menurut catatan Yudha Dayak), akhirnya aku selamat.

0 Km kucium, bau polusi, korupsi, kejahatan kota, penindasan, kehidupan kota yang rasis, materialistis, dehumanisasi. titik 0 km kucium lagi, bau mulut pendusta, sok suci, segala hal...lelah..aku lelah...

sunyi dan takut tak pernah hilang
titik awal dan akhir adalah menjadi
ruangku benar-benar sempit di sini


thanks buat kawan-kawan yang 'menyemangati hidup'

Yudha Dayak [PO]; seorang sahabat yang selalu sabar mengurus acara ini, sangat sabar.
Da, team kita nggak ada ceweknya!
Uga Stigma; yang ngasih minum saat aku jalan
Irwan Boling; videomaker yang asli pejalan kaki, TOP!
Furqon ; sembah sujudku atas kesadaran yang kau miliki dalam setiap waktu!
Aries ; paling heboh di jalan, wawancaranya keren (bareng furqon)
Ewon si Invalid Urban ; jangan malu-malu Won untuk memanggil si Dia
Bobby Tempo ; jurnalis muda berbakat yang baik hati
Ari Babon;ini orang paling bikin sebal, tapi gimana lagi dah jadi adik sendiri. hati-hati dengan kata-kata yang bisa membunuh diri sendiri.
Kiki Rajor; yang nge-shoot juga, celananya robek ampe to'olnya keliatan hehehehe...(adik kayak si Ari)
Pahri; yang nge-shoot juga, ni orang semangat politiknya tinggi juga
Erwin ; rela minjamin blazernya buat perjalanan ini, pengusaha ikan arwana sukses!
Don Usep, DAVID MOSLEM & Wilmance ; fotografer yang haus belaian perempuan hehehe..gambar yg keren men! Man...filsafatnya masih okeh? Don......si Anggi gimana?
Badrus; kepala logistik
Pungki; oke juga nih, gimana kabar Nora hehehehehe...(logistik)
Kamal: ampe kencing di celana ya karena jumpa 'sesuatu' di tangkuban hehheehe..(logistik)
MAS FAHROER; ini orang tua yang keren hehehee.......sip mas
lalu ada ARMADj Jamparing, Pipan, PRimooooo, Pipannn, Habib, Abi
Heru Hikayat; maju terus bung
kawan-kawan AJI Bandung

International Association of Performance Art Organizer
Yoyoyogasmana; pak ketua B+PAC yang baik hati, minjemin cameranya
Neng Jill (U.S); ibu yang gelo kata Uga hehehehehehe





0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home