Thursday, July 01, 2004

puisi

BATU

batu ini sepertiganya mencintai tanah
dua pertiganya lagi menginginkan matahari
kutulis demi kebahagiaan semata-mata
sembari memujuk angin yang lupa membawa harum seroja
seperti kau yang meronta pada bumi agar dilahirkan kembali
lengkap-melengkapi pada waktu senja yang tak terdefinisi

sepertiga batu ini menghitam saat aku menciummu dulu
menawarkan asmara yang tiada henti mengarah-arah
tapi dua pertiganya masih menunggu kita sentuh
berharap menjadi pualam untuk tubuh yang mulai melepuh

batu ini menunggu tengah malam untuk bicara
dalam bahasa cinta yang kaku
untuk mengartikan kembali denyut yang kita tinggalkan
saat telanjang diatasnya menunggu senja

sayang kau tak mau mendengarnya
mungkin terlalu takut menyapa kepedihan
yang bertahun lalu melekat dalam hidupmu
entahlah ....
nyatanya kebahagiaan tidak pernah tertulis dengan baik
begitu juga lukisan yang selalu sangsi dengan keindahannya sendiri

jika hari ini benar-benar bahagia
kenapa aku masih menuliskannya
di batu ini


1:32 AM
Bandung, 7 Februari 2003


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home